BANGKA INDUK,KOTA KAPOR - Rupanya pemberitaan di beberapa media tak membuatnya (Wan) kolektor ternama asal Desa Rukem semakin membabi buta menantang APH dan mengancam Awak Media Babel.
Diketahui Wan yang mempunyai anak buah di Desa Kota Kapor bernama Mirzani (Zani) didatangi tim media pencari fakta untuk menanyakan rekaman video bukti pembelian diluar IUP yang tak mengantongi legalitas apapun. Rabu malam (26/2/25).
"Kerja kalau mau uang jangan tahu mencari kesalahan orang,kita ini laki-laki,kalau tubuh sehat kerjalah yang benar jangan memeras orang,kalau berani kalian kita duel (berkelahi-red) datang saja jangan mencari kesalahan saya", kata Bos Wan dengan angkuh tantang semua awak media Babel melalui Voice note.
Terhadap semua kolektor pembelian diluar IUP PT.Timah yang merugikan Negara masyarakat berharap langkah preventif dan represif oleh Ditkrimsus Polda Kepulauan Bangka Belitung dalam upaya penegakkan hukum berupa pengawasan dan penindakan tegas atas Kolektor yang melanggar aturan terutama kolektor besar Wan desa Rukem.
"Mau Polda mau Krimsus da katek urusan intinya kami tidak mencuri beda dengan kalian minta kesana kemari kerjaan Hina,kami cari makan untuk anak istri cuma cara kalian beda ,kalian minta itu rendah", ucap bos Wan yang tak takut dengan pekerjaannya yang merugikan Negara.
Percakapan tim media ini melalui Voice note terhadap Bos Wan semakin memanas dan menyudutkan Polda Babel dan Dirkrimsus Polda Babel tak ada urusan dengan alibi menurutnya kerjaan pembelian timah diluar IUP tak melanggar asalkan jangan mencuri.
"Intinya jangan sampai kamu sakit,demem lalu kamu mati besok pagi ya", nada ancaman Wan kepada tim media pencari fakta dini hari Kamis (27/2).
Sampai WAN menjastic legalitas tim media pencari fakta dengan menyebutkan media Katek Asuk.
"Kenapa tak berani angkat telpon saya,kita bicara baik-baik media katek asuk", kecam Wan kepada tim media ini.
Dipenghujung Voice note Wan menyebutkan sebagian Kolektor pemain timah asal dari Desa Penagan.
"Kalau berani saya tunggu di rumah kalau ngak berani mendingan megang (genggam) Tahi Anjing terus, saya ini bukan kalian anggap lemah seperti (kolektor-red) Parman,Bahrul dan kerjaan ini ngak nipu Kapolda, Krimsus karena kerjaan ini benar hanya untuk makan tapi untuk kaya siih memang untuk kaya sedikit", tutup Wan ditandai dengan tawa keras dikelilingi rekannya yang lain.
Tim Media pencari fakta berharap kepada APH khususnya Dirkrimsus Polda Babel bergerak cepat untuk mengambil langkah preventif dan represif terhadap Kolektor yang jelas diduga merugikan Negara.
Kemudian tim akan konsultasi dengan pakar telematika di Babel dan jika terbukti masuk keranah pidana maka tim akan melaporkan hal ini dengan dugaan penghinaan dan perbuatan tak menyenangkan awak media Babel.(Tim)